Jumat, 10 April 2020

DASAR MENULIS: KATA, KALIMAT, dan PARAGRAF

DASAR MENULIS: KATA, KALIMAT, dan PARAGRAF


PEMILIHAN KATA, PENULISAN PARAGRAF dan PENYUSUNAN PARAGRAF
Nara sumber    : IMAM RAHMADI S3:
Oleh                :  AAM  NURHASANAH, S.Pd.
GURU SMP MATHLA UL HIDAYAH CIPANAS

BIOGRAFI PENULIS
 Imam Fitri Rahmadi adalah  dosen Universitas Pamulang yang sekarang sedang kuliah S3 di Johannes Kepler UniversitΓ€t Linz Austria (2019-sekarang).Pernah menulis 2 buku  yang diterbitkan oleh Elex Media Komputindo ketika masih kuliah S1 di UIN Jakarta (2018-2013). Pada penghujung kuliah S2 di Universitas Negeri Jakarta (2016), saya mulai tertarik untuk menekuni penulisan akademik. Pada akhirnya, ketika mulai menjadi dosen di Universitas Pamulang (2017), saya mengelola jurnal, menjadi reviewer jurnal kampus lain, dan banyak mengikuti pelatihan penulisan akademik bahasa Inggris untuk keperluan persiapan studi lanjut ke luar negeri.

Kuliah online malam ini adalah materi pengantar baca di blog berikut https://tigabelase.wordpress.com/2020/04/06/dasar-menulis-kata-kalimat-dan-paragraf,  dapat dibaca hingga 30 menit kedepan. Selanjutnya diskusi selama 60 menit. Kemudian diakhiri dengan latihan di 30 menit terakhir.
Dasar Menulis: Kata, Kalimat, dan Paragraf


Semua orang bisa menulis. Paling sederhana menulis status di WhatsApp dan Facebook, atau sekadar menulis keterangan foto yang diunggah di Instagram. Tulisan bisa menggunakan kata, kalimat, dan bentuk paragraf sesukanya. Menulis secara personal memang sangat bebas tidak harus sesuai dengan suatu aturan penulisan tertentu. Berbeda jika ingin menulis formal, apalagi menulis untuk keperluan akademik, terdapat berbagai kaidah baku yang harus diikuti.
Tulisan ini membahas pemilihan kata, penulisan kalimat, dan penyusunan paragraf dalam konteks penulisan personal, formal, maupun akademik. Penulisan personal adalah sebagaimana anda menulis status atau menulis blog dengan gaya personal. Penulisan formal biasanya digunakan oleh para jurnalis untuk menulis berita atau oleh para blogger profesional untuk menulis artikel populer. Sedangkan penulisan akademik digunakan oleh para akademisi untuk menulis berbagai karya ilmiah seperti makalah, laporan penelitian, atau artikel jurnal.
Ketiga konteks penulisan dibahas supaya dapat memberikan gambaran besar dan perbedaan di antara ketiganya. Pemilihan kata, penulisan kalimat, dan penyusunan paragraf merupakan hal paling mendasar yang perlu dipelajari supaya dapat menulis dengan baik. Jika hal tersebut sudah dikuasai, anda akan dapat membuat tulisan yang enak dibaca dan mudah dipahami sesuai dengan tujuan dan konteks penulisan.
Beberapa strategi dalam tulisan ini saya sarikan dari pengalaman pribadi selama belajar menulis, dan terutama ketika mengikuti berbagai pelatihan bahasa Inggris untuk keperluan akademik, yang biasa disebut dengan english for academic purposes. Adaptasi strategi penulisan dari bahasa Inggris saya lakukan karena ternyata rumusan yang digunakan jauh lebih sederhana dan mudah dipahami daripada teori yang diambil dari Bahasa Indonesia. Tidak ketinggalan, penjelasan materi dalam tulisan juga dilengkapi dengan contoh nyata.

Pemilihan kata sangat menentukan rasa tulisan. Perihal pilihan kata yang tepat dan selaras untuk menulis kalimat sesuai dengan tujuan dan konteks penulisan disebut dengan diksi. Antara penulisan personal, formal, dan akademik, diksi yang digunakan bisa sangat berbeda meskipun dimaksudkan untuk mengungkapkan atau menggambarkan hal yang sama.
Sebagai contoh, coba cermati tiga kalimat di bawah ini:
Ibu guru sedang ngobrol-ngobrol dengan kepala sekolah.
Ibu guru sedang berbincang-bincang dengan kepala sekolah.
Ibu guru sedang berdiskusi dengan kepala sekolah.
Berbeda satu kata saja dapat merubah rasa dari kalimat. Antara ngobrol-ngobrol, berbicara, dan berdiskusi, ketiganya sama-sama menggambarkan proses bertukar informasi antara ibu guru dengan kepala sekolah. Namun, kata ngobrol-ngobrol terasa lebih personal, kata berbicara terasa lebih formal, sedangkan kata berdiskusi terasa lebih akademik.
Jika dalam bahasa Inggris sangat mudah untuk menemukan klasifikasi kelas kata karena bahasa Inggris sendiri sudah jelas terbagai menjadi dua, yaitu general English dan academic English. Selain itu, terdapat banyak kamus yang khusus berisi kumpulan kosa kata akademik atau academic words. Pada bahasa Indonesia, sepertinya belum ada kamus khusus seperti itu, jadi anda sendiri yang harus cermat mempertimbangkan diksi yang akan digunakan jika ingin menulis lebih formal atau akademik.
Contoh sederhana lainnya, seperti kata ganti orang pertama: gue, aku, dan saya, yang memiliki rasa tersendiri jika dipakai pada sebuah kalimat. Gue dan aku terasa sangat personal, sedangkan saya terasa lebih formal. Lalu bagaimana untuk penulisan akademik?
Pada penulisan akademik, kata ganti personal baik orang pertama, kedua, atau ketiga sebaiknya dihindari dengan mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif dan menghilangkan kata gantinya. Misalkan, “saya melakukan penelitian ini untuk mendeskripsikan . . .”, maka sebaiknya ditulis seperti ini: “penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan . . .”
Jadi, silakan dilihat dan dipertimbangkan kembali diksi dalam tulisan anda selama ini; apakah cenderung personal, lebih formal, atau bahkan sangat akademik?

Menulis kalimat yang baik sesuai dengan Subjek, Prediket, Objek, dan Keterangan (SPOK) sudah dipelajari sejak di bangku Sekolah Dasar (SD). Apakah anda masih ingat?
Jika masih ingat, berarti baru saja anda membayangkan sebuah kalimat sederhana atau tunggal yang setidaknya terdiri dari subjek dan predikat, seperti “saya membaca” atau yang lebih lengkap “saya membaca tulisan di blog.” Namun, yang selama ini jarang dipraktekkan dalam menulis, bahwa juga terdapat aneka bentuk kalimat majemuk yang perlu diterapkan dalam tulisan anda supaya tidak monoton dan lebih menarik untuk dibaca.
Terdapat 4 macam kalimat majemuk: setara, rapatan, bertingkat, dan campuran. Jujur saja, saya sendiri tidak pernah menerapkan keempat rumusan kalimat majemuk tersebut karena cukup rumit. Saya justru selalu menggunakan rumus yang saya dapat ketika belajar bahasa Inggris untuk keperluan akademik yang jauh lebih sederhana.
Selain kalimat sederhana (simple sentence), dalam bahasa Inggris terdapat dua bentuk kalimat lain, yaitu kalimat gabungan (compound sentence) dan kalimat kompleks (complex sentence). Kalimat gabungan dibuat dengan menambahkan salah satu kata dari singkatan FANBOYS: for (untuk), and (dan), nor (maupun), but (tetapi), or (atau), yet (namun), so (sehingga)Sedangkan kalimat kompleks dirangkai dengan menambahkan kata seperti when (ketika), after (setelah), because (karena), since (sejak), although (meskipun), while (sementara)dan lainnya. Supaya lebih jelas, seperti ini contohnya:
Kalimat sederhana:
Saya membaca tulisan di blog.
Kalimat sederhana ini bisa dikembangkan menjadi kalimat gabungan:
Saya membaca tulisan di blog untuk menambah pengetahuan tentang cara menulis kalimat.
Kalimat sederhana tersebut juga bisa dijadikan kalimat kompleks:
Saya membaca tulisan di blog ketika sedang bekerja dari rumah.
Satu lagi, kalimat gabungan dapat disatukan dengan kalimat kompleks yang kemudian disebut sebagai kalimat campuran:
Saya membaca tulisan di blog untuk menambah pengetahuan tentang cara menulis kalimat ketika sedang bekerja dari rumah.
Jadi, anda harus menerapkan variasi kalimat dalam setiap paragraf supaya tulisan tidak monoton dan lebih menarik untuk dibaca. Variasi kalimat ini berlaku untuk penulisan personal, formal, dan akademik. Mari kita simak bagaimana menyusun paragraf dulu, setelah itu akan saya jelaskan penerapan variasi kalimat dalam sebuah paragraf.

Apalagi tentang paragraf, pasti anda sudah sering mendengar penjelasannya. Betul, paragraf adalah kumpulan kalimat yang mempunyai satu kalimat topik (topic sentence) sebagai ide pokok atau gagasan utama (main idea) dan beberapa kalimat penjelas (supporting sentences) sebagai detail yang menjelaskan ide pokok. Dalam kata lain, sering disebut juga bahwa paragraf memiliki satu induk kalimat dan beberapa anak kalimat. Kesimpulan bisa ditambahkan pada setiap akhir paragraf jika dibutuhkan.
Secara umum, paragraf dibagi menjadi dua, yaitu paragraf deduktif dan induktif. Paragraf deduktif meletakkan gagasan utama pada kalimat pertama dalam paragraf dengan penjelasan dari umum ke khusus. Sedangkan paragraf induktif adalah sebaliknya; gagasan utama pada kalimat terakhir dalam paragraf degan penjelasan dari khusus ke umum. Nah, supaya tulisan enak dibaca dan mudah dipahami, sebaiknya gunakan jenis paragraf yang pertama.
Gagasan utama yang terletak pada kalimat pertama dalam sebuah paragraf memudahkan pembaca untuk langsung mendapatkan ide pokok paragraf di awal. Berbeda ketika gagasan utama diletakkan pada kalimat terakhir dalam sebuah paragraf, pembaca harus membaca sampai ujung paragraf dulu baru mendapatkan ide pokoknya. Lantas bagaimana caranya menyusun paragraf yang enak di baca dan mudah dipahami?
Sekarang saatnya menerapkan variasi kalimat dalam sebuah paragraf. Caranya sederhana untuk membuat paragraf yang enak di baca dan mudah dipahami: tulis kalimat topik dalam bentuk kalimat sederhana, baru kemudian lakukan variasi bentuk kalimat pada beberapa kalimat penjelasnya. Jadi, kalimat topik yang berlaku sebagai gagasan utama harus ditulis dalam bentuk sesederhana mungkin. Hindari menggunakan kalimat gabungan dan kompleks untuk menuliskan gagasan utama. Sebaliknya, lakukan aneka variasi kalimat pada beberapa kalimat penjelas dan diperhalus transisinya dengan konjungsi atau kata penghubung. Supaya lebih jelas, mari kita lakukan simulasi paragraf dengan menggunakan beberapa kalimat berikut:
Kalimat topik:
Bekerja dari rumah memiliki kekurangan dan kelebihan.
Beberapa kalimat penjelas:
Bekerja dari rumah menjadikan jadwal kerja tidak begitu jelas.
Karyawan harus membuat jadwal jam kerja sendiri.
Bekerja jadi tidak nyaman bagi yang memiliki rumah sempit.
Bekerja dari rumah justru waktu menjadi lebih fleksibel.
Lebih banyak waktu untuk keluarga.
Menghemat pengeluaran untuk biaya transportasi.
Menghemat biaya operasional kantor.
Apabila dijadikan paragraf yang semua merupakan kalimat sederhana, maka jadinya seperti ini:
Bekerja dari rumah memiliki kekurangan dan kelebihan. Bekerja dari rumah menjadikan jadwal kerja tidak begitu jelas. Karyawan harus membuat jadwal jam kerja sendiri. Bekerja jadi tidak nyaman bagi yang memiliki rumah sempit. Bekerja dari rumah justru waktu menjadi lebih fleksibel. Lebih banyak waktu untuk keluarga. Menghemat pengeluaran untuk biaya transportasi. Menghemat biaya operasional kantor.
Namun, jika anda melakukan variasi bentuk kalimat dan menambahkan beberapa konjungsi, menjadi lebih enak dibaca dan mudah dipahami seperti ini:
Bekerja dari rumah memiliki kekurangan dan kelebihan. Pada satu sisi, bekerja dari rumah menjadikan jadwal kerja tidak begitu jelas sehingga karyawan harus membuat jadwal jam kerja sendiri. Bekerja jadi tidak nyaman bagi yang memiliki rumah sempit. Pada sisi lain, bekerja dari rumah justru waktu menjadi lebih fleksibel dan lebih banyak waktu untuk keluarga. Selain itu, bekerja dari rumah bukan hanya dapat menghemat pengeluaran untuk biaya transportasi tetapi juga menghemat biaya operasional kantor.
Silakan rasakan perbedaannya. Bandingkan antara membaca paragraf yang isinya semua hanya kalimat sederhana dengan paragraph yang berisi variasi kalimat gabungan dan kompleks. Konjungsi yang berfungsi sebagai transisi antar kalimat membuat setiap kalimat dalam paragraf mengalir dengan baik sehingga paragraf enak dibaca dan mudah dipahami.
Satu hal lagi tentang paragraf yang penting disampaikan sebelum tulisan ini saya sudahi. Masih banyak yang kebingungan dalam membuat kalimat topik sebagai gagasan utama dalam paragraf. Baik, cara gampang untuk membuatnya, adalah pastikan anda meletakkan ide pengontrol atau controlling idea pada setiap kalimat topik. Contohnya seperti kalimat topik di atas: “Bekerja dari rumah memiliki kekurangan dan kelebihan”, di sini kekurangan dan kelebihan bekerja dari rumah menjadi ide pengontrolnya. Ada lagi misalnya: “Pencegahan virus Corona dapat dilakukan dengan berbagai cara,” maka di sini berbagai cara pencegahan virus dijadikan pengontrol paragraf sehingga kalimat penjelasnya harus terdiri dari beberapa kalimat yang memberikan informasi apa saja berbagai cara pencegahannya.
Sangat menarik membahas hal mendasar dalam menulis. Sayangnya tulisan ini sudah terlalu panjang dan lebih baik untuk disambung pada lain kesempatan. Apalagi membahas tentang paragraf, sangat tidak cukup hanya dijelaskan dalam satu postingan tulisan. Bahkan, ada satu buku khusus yang membahas tentang bagaimana menulis aneka model paragraf yang baik dan benar sesuai kaidah yang berlaku.
Beberapa dasar menulis yang dijelaskan di sini, sekiranya cukup untuk dijadikan bekal untuk dapat menulis dengan baik dalam konteks personal, formal, maupun akademik. Selebihnya, perlu membiasakan diri untuk memilah dan memilih diksi yang sesuai, menulis aneka variasi kalimat, dan menyusun paragraf yang enak dibaca dan mudah dipahami. Semakin banyak berlatih, semakin terampil menulis.

Setelah Pak Imam menyuguhkan materi, diskusi dilanjutkan dengan kegiatan
 “SESI TANYA JAWAB“
[19.30, 9/4/2020] pak Bambang: P1
[19.31, 9/4/2020] pak Bambang: Assalaamu'alaikum wr wb.

Perkenalkan saya:
Dito Anurogo.
Dosen di Unismuh Makassar.

Mau bertanya:
1. Bagaimana proses dan rahasia kreatif Anda?
2. Adakah hambatan terbesar selama proses kreatif ini?
3. Bagaimana Anda melihat fenomena literasi pada generasi milenial saat ini? Terutama dengan maraknya medsos dan berita hoaks.
Mohon pencerahan. Terima kasih.
[19.37, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: Hi Pak Dito,
1. Proses dan rahasia kreatif yang saya lakukan adalah dengan membaca.
Inspirasi itu secara ilmiah bukan berarti ditemukan dengan merenung di bawah pohon atau duduk di pinggir danau sambil melamun. Jika anda ingin menulis, berarti harus banyak baca dulu. Memperbanyak input sebelum outputnya ditulis.
2. Hambatan terbesar adalah mencari Niche alias topik yang orisinil yang belum ditulis oleh orang lain. Saya lebih sudah menyebutnya sebagai tantangan. Ibarat mau meneliti, tantangannya adalah mencari reserach gap sebagai novelty penelitian kita.
3. Literasi digital generasi milenial masih sangat minim. Gerakan literasi digital di Indonesia sudah banyak yang mengarah ke penanggulangan hoaks, ciber bullying, pornografi, dan lainnya. Justru yang kur…
[19.37, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: N
[19.37, 9/4/2020] pak Bambang: P2
[19.37, 9/4/2020] pak Bambang: Assalamualaikum. terimakasih pak imam, setelah membaca dasar menulis jadi diingatkan kembali bahwa sebenarnya cara menulis sdh dr SD dipelajari, tp selama ini menulis lupa menggunakan dasar membuat paragraf dll.
Pertanyaan: .Bagaimana tips memilih konjungsi yang tepat untuk menghubungkan setiap kalimat dlm satu paragraf dan bagaimana menghubungkan antar paragraf
Bilal - Bengkulu
[19.40, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: Waalaikumsalam,
Konjungsi antar kalimat dipilih berdasarkan jenis kalimatnya.
Sedangkan, konjungsi antar paragraf dikontrol dengan kalimat topiknya.
Untuk menjawab ini harus melihat gambaran besar struktur sebuah artikel.
[19.40, 9/4/2020] pak Bambang: P3
[19.41, 9/4/2020] pak Bambang: [9/4 19:23] +62 856-9733-1194: Assalmualaikum pak imam...semoga sehat selalu. Bagaimana cara membuat diksi yang indah dan bisa dinikmati oleh pembacanya?
[9/4 19:24] +62 856-9733-1194: suheri tangerang
[19.41, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: Struktur artikel terdiri dari: pendahuluan, isi, dan kesimpulan.
Jika ditarik garis-garis, semuanya berkaitan. Mulai dari judul, pendahuluan hingga kesimpulan.
[19.41, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: Maaf, belum N.
[19.42, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: Saya belum selesai jawabnya Mr. Moderator, sebentar ya. Nanti saya kasih N,
[19.42, 9/4/2020] pak Bambang: Ok
[19.42, 9/4/2020] pak Bambang: Lanjut
[19.44, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: Jadi, dalam pendahuluan, penulis mencantumkan thesis statement alias pendapat penulis dulu. Pendapat penulis mengandung beberapa kalimat topik. Nah, kalimat topik itu nanti yang akan ditaruh satu per satu di setiap paragraf. Sehingga satu artikel nyambung semuanya.
[19.46, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: Kemudian, terkait menyambungkan antar kalimat, perlu diketahui tentang ini dulu. Kalimat terbagi menjadi 4: pernyataan, pertanyaan, perintah, dan seruan.
[19.46, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: Contohnya ini.
[19.47, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: Jadi, dilihat, kalau kalimatnya mengandung sesuatu yang kontras bisa gunakan konjungsi: namun, padahal, dan lainnya.
[19.47, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: Juga terdapat beberapa fungsi konjungsi. Dalam bahasa inggris enak sudah ada daftarnya. Pada bahasa indonesia perlu diterjemahkan dulu
[19.47, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: N
[19.48, 9/4/2020] pak Bambang: P4
[19.48, 9/4/2020] pak Bambang: Ass. Wr. Wb
Selamat Siang  pak.  Maaf saya ingin bertanya : Dalam membuat kalimat harus jelas topik yang dibahas/ fiutarakan.  Apakah bisa untuk memperjelas kalimat yang dimaksud menggunakan bahasa dalam sebuah kalimat  menggunakan bahasa lokal. Dan apakah daerah lain paham jika menggunakan bahasa lokal.  Jika tanpa ada keterangan yg umum/ bahasa yg duketahui oleh umum.
Terimakasih
Rifatun Salatiga
[19.50, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: Ini belum saya jawab. Diksi tidak perlu indah yang penting sampai pada pembaca. Jadi, dalam memilih diksi sesuaikan dengan target pembaca. Diksi yang terlalu tinggi itu justru bikit tulisan melayang dan tidak menyentuh ke tanah. Ibaratnya begitu. Itu istilahnya adalah inflated words.
[19.51, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: Bisa. Cara penulisannya, bahasa lokal dituliskan dengan huruf miring. Kemudian dikasih penjelasan apa yang dimaksud dari istilah lokal yang digunakan tersebut. Apabila sudah ditulis miring sebetulnya dalam kaidah penulisan bahasa indonesia semua orang sudah paham kalau iti istilah di luar bahasa indonesia.
[19.51, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: N
[19.52, 9/4/2020] pak Bambang: P5
[19.52, 9/4/2020] pak Bambang: Bagaimana cara berlatih supaya kita pandai memilih atau menempatkan kata-kata, sehingga menarik bagi para pendengar atau pembaca?   Wassalam supyanto kota bekasi
[19.55, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: Sekali lagi, perbanyak input. Perbanyak membaca dulu sehingga kata-kata yang anda miliki akan semakin kaya. Maaf, kasarannya seperti itu, jangan harap bisa menulis bagus kalau tidak pernah membaca.

Nantinya, anda akan dengan otomatis ketika ingin menulis muncul diksi-diksi yang bagus. Tulisan anda juga otomatis akan semakin bagus.

Ini ceklist bagaimana cara memilih diksi. Jadi sebetulnya tolok ukur pemilihan diksi yang paling penting adalah apakah diksi/kata yang dipilih dipahami pembaca atau tidak.
[19.56, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: N
[19.56, 9/4/2020] pak Bambang: P6
[19.56, 9/4/2020] pak Bambang: Bertanya: menurut pengalaman Mas Imam Fitri Rahmadi
Lebih sulit mana menyusun kata kalimat paragraf dengan mengoreksi tulisan orang lain

Krn hukum nya sama
Kalau membuat kalimat yg dilihat diparagraf tinggal memberi kata penyambung yg manis, jika mengoreksi tulisan org lain lbh sulit apa sebaliknya? Terima kasih
[19.59, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: Hmmm..menyusun dan mengoreksi. Mengoreksi dalam arti apa ini?
Kalau membenarkan tulisan orang lain yang banyak kesalahannya memang cukup rumit. Mending ditulis ulang dengan kata sendiri. Ibarat penjahit, lebih suka jahit baju dari awal daripada harus benerin baju yang salah jahit.
Namun, jika dasar-dasar menulis sudah dikuasai, akan mudah mengoreksi tulisan orang lain.
[19.59, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: N
[19.59, 9/4/2020] pak Bambang: Iklan antrian pertanyaan
[19.59, 9/4/2020] pak Bambang: P7
[20.00, 9/4/2020] pak Bambang: Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh
Saya :
Dra. Sitti Dahliah
Guru SMAN 3 Pinrang Sulawesi Selatan
Ingin membuat blog ... Oleh pak Jay saya diminta menghubungi pak Bambang πŸ™
[20.00, 9/4/2020] pak Bambang: Maaf
[20.00, 9/4/2020] pak Bambang: Lanjut
[20.01, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: Gak ada pertanyaan ini Mr.BamS
[20.01, 9/4/2020] pak Bambang: P8
[20.01, 9/4/2020] pak Bambang: Salam
Mohon pencerahan Bp Imam
Beberapa saat lalu saya cukup aktif berlatih menulis. Rasanya wkt itu agak lancar. Dalam kurun wkt 2 th tdk latihan lg. Saat memulai jadi kaku dan terasa harus mengulang dr awal. Mengapa begitu?
Isminatun, Sukoharjo
[20.04, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: Salam Ibu Ismiatun,
Bahasa secara alamiah memang seperti itu, baik dari segi writing, speaking, listening, maupun reading. Jadi, itu normal karena otak belum terbiasa untuk mengolah bahasa kembali.
Solusinya, membiasakan diri kembali untuk menulis. Sebetulnya tidak mengulang dari awal, Ibu tinggal me-recall/memanggil kembali kebiasaan Ibu dalam menulis dulu, kemudian mulai dibiasakan lagi mulai dari sekarang hingga ke depannya.
[20.04, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: N
[20.04, 9/4/2020] pak Bambang: P9
[20.04, 9/4/2020] pak Bambang: Assalamualaikum
Nama saya RASITA
Kepala SDN 16 Penarik Kab Mukomuko Prov Bengkulu
1. Bagai mana membuat
     pragraf yg tepat ?
[20.06, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: Ini pertanyaan mendasar yang sangat penting.
Pahami kembali struktur paragraf. Materi yang saya tulis belum terlalu dalam membahas tentang penyusunan paragraf.
Melalui pertanyaan ini, akan saya coba perdalam.
[20.08, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: Ini struktur paragraf yang lebih lengkap. Jadi kalimat penjelas itu terbagi menjadi 2: 1) kalimat penjelas mayor; dan 2) kalimat penjelas minor. Kalimat penjelas mayor menjelaskan kalimat topik. Kalimat penjelas minor menjelaskan kalimat penjelas mayor. Kemudian, diakhiri dengan kalimat penutup bila diperlukan.
[20.08, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: Itu dari segi struktur. Kemudian, ini dari segi kalimat penjelasnya:
[20.10, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: Kalimat penjelas itu juga macam-macam. Bisa berupa fakta, alasan, contoh, data, dan lain sebagainya.
[20.12, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: Praktik menulis paragraf yang tepat, sekiranya begini. Selalu tanyakan "what/why" apa atau kenapa dari kalimat topik.
Jika kalimat topik membutuhkan detail apa, maka jelaskan apanya.
Jika kalimat topik butuh detail kenapa, maka jelaskan kenapanya.
Satu lagi, jika apa dan kenapa tidak berfungsi, saatnya berpikir alternatif dengan kata "jika". Yang ini agak susah dijawab dengan tulisan. Namun, beberapa paragraf dalam tulisan materi saya ada juga yang menggunakan alternatif kata "jika".
Seperti itu kurang lebihnya.
[20.12, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: N
[20.13, 9/4/2020] pak Bambang: P10
[20.13, 9/4/2020] pak Bambang: Assalamualaikum Mas Imam. Bagaimana membuat sebuah paragraf yg baik dan menarik untuk dibaca? karena sudah berkali-kali saya coba buat tulisan, tulisan saya kurang menarik dan biasa saja. Tidak seperti om jay, om bams, om budi, bahkan Mas Imam. Adakah tips khusus untuk mengembangkan sebuah diksi,kalimat, dan paragraf yg menarik untuk dibaca???
 AAM NURHASANAH, S.Pd.
Kp. Gajrug, Lebak-Banten.
[20.14, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: Ini ada ceklist paragraf yang baik.
[20.16, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: Ini agak dalam pembahasannya. Paragraf yang baik dan benar harus memperhatikan koherensi dan kohesinya. Jika keduanya terpenuhi, paragraf baik.
Koherensi berarti logikanya nyambung dari kalimat topik hingga minor detailnya. Kohesi berati kata, diksi, konjungsi yang dipakai tepat hingga mudah dibaca.
[20.16, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: Setidaknya ada 2 model yang bisa membantu Ibu bagaimana menyusun paragraf yang baik:
[20.18, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: Model pertama. P: kalimat topik. E: penjelasan kalimat topik (major detail). E: bukti yang menjelaskan major detai (minor detail) yang bisa berisi fakta, quote, data, atau contoh. L: diakhiri dengan menyambungkan semuanya di penutup.
[20.20, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: Ini model yang ke-2. C: klaim sebagai pernyataan kalimat topik. P: bukti yang bisa anda berikan untuk mendukun kalimat topik. dan R: kaitan keduanya sebagai kesimpulan atau penutup jika diperlukan.
[20.20, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: N
[20.20, 9/4/2020] pak Bambang: P11
[20.20, 9/4/2020] pak Bambang: Selamat malam mas imam, senang sekali membaca artikel mas imam karena banyak menggunakan kata dlm B.inggris ( saya guru b.inggris jadi lebih enjoy bacanya). SAya baru tahu perbedaan penggunaan aku dan saya. waktu menulis di b log saya sempat bingung pake aku atau saya. pertanyaan, untuk artikel bebas yang mana yang harus digunakan. kata personal, formal atau akademik?
[20.24, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: Artikel bebas atau artikel populer bisa menggunakan antara kata personal atau formal. Yang pasti, kata ganti orang sangat dihindari dalam penulisan akademik.

Dalam konteks blog, saya dan anda masih termasuk formal, para blogger profesional banyak menggunakan kata ganti itu. Aku dan kamu bisa digunakan juga supaya terasa lebih personal. Jadi, lihat kembali siapa pembaca.
Senang mendengar Ibu guru bahasa inggris.
[20.24, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: N
[20.25, 9/4/2020] pak Bambang: P12
[20.25, 9/4/2020] pak Bambang: Ijin bertanya
Tentang penggunaan kalimat, kata atau juga frasa
Terkadang dalam menulis buku ada beberapa istilah teknis yang justru kalau diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia sedikit aneh, dan mungkin berubah pemahaman bagi pembaca
Adakah ketentuan dari penerbit bahwa naskah diupayakan dalam bahasa Indonesia yang baku?
Saya baru membuat 2 buah buku melalui penerbit independen
Ada sedikit "kebebasan"
Dalam soal naskah
Terimakasih sebelumnya
Sius SMA 2 Salatiga
[20.26, 9/4/2020] pak Bambang: Sambil nunggu jawaban P12, dibelakang masih ada belasan pertanyaan. Waktu diskusi sampai 20.30 WIB. πŸ™
[20.27, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: Tidak ada. Dalam tata bahasa indonesia yang resmi pun kata asing boleh dimasukkan dengan cara penulisan tertendiri. Biasanya dengan dicetak miring.
Semua tergantung konteks dan terget pembaca sebetulnya. Penerbit besar seperti Elexmedia, naskah teman saya diterbitkan di sana dengan gaya bahasa elu gue. Tidak msalah karena target pembaca anak alay.
Salam, Ibu Sius, saya aslinya dari Klaten. Dekat dengan salatiga
[20.28, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: N
[20.28, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: Bagaimana sebaiknya, saya fleksibel
[20.28, 9/4/2020] pak Bambang: Ok
[20.28, 9/4/2020] pak Bambang: P13
[20.28, 9/4/2020] pak Bambang: Mas Imam mau nanya
Sebaiknya dlm karya ilmiah menggunakan paragraf deduktif, induktif  atau campuran . Atau boleh semuanya. Mhn pencerahannya.mksih. Mukminin Lamongan
[20.31, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: Secara umum, boleh semuanya.
Namun, dalam teori penulisan akademik, supaya paragraf mudah dipahami gunakan paragraf deduktif. Jadi, kalimat pokok selalu di depan. Dalam penulisan artikel jurnal juga seperti itu.
Sejauh saya mengamati, penerapan paragraf deduktif, induktif  atau campuran, itu hanya diaplikasikan dalam reading atau naskah bacaan untuk ujian bahasa atau ujian sekolah.
Namun, praktek dalam menulis, yang banyak digunakan adalah paragraf deduktif.
[20.31, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: N
[20.31, 9/4/2020] pak Bambang: P14
[20.32, 9/4/2020] pak Bambang: Apakah dalam penulisan  paragraf dalam sebuah buku misalnya buku untuk materi pembelajaran maka diksinya harus selalu akademik atau boleh bervariasi?
Agus Ponjong
[20.33, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: Sekali lagi, pemilihan diksi tergantung target pembaca.
Dalam konteks buku pelajaran sebaiknya gunakan diksi yang formal saja. Siswa akan bingung jika diksi terlalu akademik.
Beda misalkan membuat buku teks untuk anak kuliah atau kalangan akademisi, dimana ini sudah masuk ke penulisan akademik, gunakan diksi akademik.
[20.34, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: N
[20.34, 9/4/2020] pak Bambang: P15
[20.34, 9/4/2020] pak Bambang: Apakah menulis harus benar benar menggunakan kata baku meskipun untuk cerita fiksi. πŸ™πŸ»
Ridwan Nurhadi - Tangerang
[20.36, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: Tidak. Sederhananya, mengutip judul lagunya almarhum Glen Fredly, "terserah . . ." Sesuka penulisanya jika ingin menulis fiksi.
Namun, ada satu hal yang tetap dijadikan patokan, setiap satu paragraf pasti ada inti pesan yang ingin disampaikan meskipun dalam penulisan fiksi.

Tetapi, dalam penulisan paragraf tersebut tidak seketat penulisan non-fiksi.
[20.36, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: N
[20.36, 9/4/2020] pak Bambang: P16
[20.36, 9/4/2020] pak Bambang: Slmt mlm mas Imam..apakah sebuah paragraf yg Baik harus terdiri dr 4 jenis kalimat spt contoh mas Imam..tks
Firdaus_SMKN 16 Jakarta
[20.37, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: Tidak. Ini sepertinya sudah ada jawabannya di komentar tulisan di blog.
[20.37, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: Maaf, untuk mempersingkat waktu . .
[20.37, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: N
[20.37, 9/4/2020] pak Bambang: P17
[20.37, 9/4/2020] pak Bambang: Assalamualaikum... Selamat malam Mas Imam. Perkenalkan nama saya Uri dari Majalengka. Ijin bertanya : Bagaimana cara membuat kalimat utama yang baik ketika kita akan menyusun paragraf dan dimana menempatkan kalimat utama tersebut pada suatu paragraf, apakah di awal, di tengah, atau di akhir paragraf, agar lebih mudah dalam menjabarkan menjadi sebuah paragraf yang utuh dan baik? terima kasih
[20.40, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: Ini rumus gampangnya. Kalimat topik selalu taruh di depan. Kalimat topik dilengkapi dengan controling idea atau ide pengontrol. Ide pengontrol itulah yang dijelaskan dalam kalimat penjelas. Kalimat penjelas dapat berupa aneka detail atau contoh. Kemudian diakhiri dengan kalimat penutup jika dibutuhkan.
[20.40, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: N
[20.40, 9/4/2020] pak Bambang: P18
[20.41, 9/4/2020] pak Bambang: Assalmualaikum pak imam...semoga sehat selalu. Bagaimana cara membuat diksi yang indah dan bisa dinikmati oleh pembacanya?
[20.41, 9/4/2020] pak Bambang: suheri tangerang
[20.44, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: Baik, muncul lagi pertanyaan seperti ini, ini penjelasan lebih lanjutnya:
Ada 6 prinsip dalam memilih diksi:
1. Pilih kata yang mudah dipahami
2. Gunakan kata yang spesifik dan kontekstual
3. Pilih kata yang paling kuat diantara pilihan diksi yang ada
4. Lebih baik, tekankan pada penggunakaan kata yang positif daripada sebaliknya
5. Hindari penggunaaan diksi yang tinggi secara berlebihan
6. Juga hindari diksi yang terlalu jadul

Jadil, sekali lagi, diksi dipilih sesuai target pembaca.
[20.44, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: N
[20.45, 9/4/2020] pak Bambang: Mas Imam, sebentar boleh diminum dulu minuman segarnya
[20.45, 9/4/2020] pak Bambang: Dibelakang masih lebih dari 15 penanya
[20.45, 9/4/2020] pak Bambang: Waktu 15 menit lagi
[20.45, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: Saya sudah siapin susu di samping saya dan juga hidangan lainnya.
[20.45, 9/4/2020] pak Bambang: Apakah pertanyaan bisa dijapri saja
[20.46, 9/4/2020] pak Bambang: Mantap
[20.46, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: Mari kita tuntaskan. Latihan bisa dijadikan PR. Tapi saya kembalikan ke moderator . .
[20.47, 9/4/2020] pak Bambang: Ok, 1 penanya yang akan saya angkay kesini. Sisanya maaf jadi PR mas πŸ˜ŠπŸ™
[20.47, 9/4/2020] pak Bambang: P19
[20.47, 9/4/2020] pak Bambang: Selamat bertemu tanpa tatap muka malam ini. Panduan menulis malam ini sangat menarik. Masalah yang sering saya temui adalah menyusun kalimat topik. Topik seringkali sudah siap tempur dalam pikiran, namun ketika akan dirangkai masuk tulisan, topik itu menjadi rumit kembali untuk dirangkai.  Adakah trik paling sederhana bagaimana menyusun kalimat topik dalam sebuah paragraf.  Terima Kasih.
Yulius Roma_Tana Toraja_Sulawesi Selatan.
[20.47, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: Maksudnya, latihannya yang jadi PR.
[20.47, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: Pertanyaannya bisa saya jawab sampai selesai.
[20.48, 9/4/2020] pak Bambang: Wah sampai malam dong
[20.48, 9/4/2020] pak Bambang: Kalau disini πŸ˜‚
[20.52, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: Paling sederhana, bikin outline kalimat topiknya terlebih dahulu dalam bentuk ceklist atau dinomorin.

Ini sebenernya masuk ke pembahasan lain, tapi mari kita singgung sedikit.
Jadi, dalam menulis, bikin dulu outlinenya. Mulai dari Pendahuluan, isi, dan penutup.
Dari pendahuluan sudah ditentukan apa yang akan dibahas (thesis statement). Thesis statement/poin yang akan dibahas dijadikan controlling ide pada setiap kalimat topik. Diakhiri dengan menyimpulkan semuanya.
Ketika outline bagus, tulisan bagus. Silakan perhatikan tulisan materi saya di blog. Pada pendahuluan sudah ketahuan akan membahas apa. Pada isi, itu lah yang dibahas. Terakhir, saya kasih kata2 penutup sedikit.
Ingat format ini.
[20.52, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: Di sini masih sore Mr.BamS.
[20.52, 9/4/2020] pak Bambang: πŸ˜‚udan N belum πŸ™
[20.52, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: Saya ikut saja. Namun akan lebih baik jika dibahas digrup biar bisa dibaca yang lain.
[20.53, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: Bisa juga posting aja semua pertanyaan di sini. Bapak dan Ibu bubar. Saya jawab satu persatu.
[20.53, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: N
[20.53, 9/4/2020] pak Bambang: Ok keren bangets
[20.53, 9/4/2020] pak Bambang: Siap
[20.53, 9/4/2020] pak Bambang: Mas Imam tahan sebentar ya
[20.53, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: OK
[20.54, 9/4/2020] pak Bambang: Saya kirim semua pertanyaan
[20.54, 9/4/2020] pak Bambang: Tapi ngak pakai P ya
[20.54, 9/4/2020] pak Bambang: 🀣🀣
[20.54, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: OK
[20.54, 9/4/2020] pak Bambang: Kita tepuk tangan dulu ya, tapi dalam hati. Jangan dikirim japri juga tepuk tangannya πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚
[20.55, 9/4/2020] pak Bambang: Selamat malam

Apabila sebuah tulisan berupa paragraf ditujukan untuk anak SD usia kelas atas, kira-kira kalimat majemuk apa yg sebaiknya dibuat agar tidak rumit dan mampu dipahami dengan baik namun tdk monoton?
Iren-DIY
[20.55, 9/4/2020] pak Bambang: Terimakasih banyak bapak imam ilmu sangat bermanfaat, mohon maaf saya fatimah,s.si , saya baru memulai menulis yang ingin saya tanyakan kepada bapak adalah tip dan trik apa yang di gunakan agar tulisan kita terlihat baik dan menarik,dan  bagaimana cara kita memilih. Kata yang benar,dan bagaimana cara kita bisa membuat kalimat campuran yang baik' terimakasih banyak atas bantuan nya
[20.55, 9/4/2020] pak Bambang: Apakah ide yang kita tulis harus dijelaskan dengan detail ataukan kita menganggap bahwa pembaca sudah punya schemata sehingga beberapa hal tidak perlu kita jelaskan dengan rinci. Iin Kediri
[20.55, 9/4/2020] pak Bambang: Assalamualaikum.. Terima kasih bagi pemateri dan moderator....
Melihat dan menyimak tulisan bapak saya percaya bp sangat kompeten dalam bidang ini... Yg saya tanyakn..
1.sejak kapan bapak memulainya dan adakh perasaan jenuh bagaimana mengatasinya..
2.Pernahkah tulisan bapak tidak dhargai orang dan bagaimana kita mnimbulkn kepercayaan kepd tulisan kita sendiri.?. Makasih. Miseran dani. kalsel.
[20.56, 9/4/2020] pak Bambang: Assalamu'alaikum..slmat sore mas imam.
dalam beberapa bntuk paragraf. Mana yg lbih efektif digunakan, deduktif atau induktif?
Ropiyanto. Curup - Bengkulu
[20.56, 9/4/2020] pak Bambang: Bertanya:
1.  Menulis yg kreatif tdk datang di bawah pohon, ttp dg merenung melihat fenomena barangkali ide ada di situ, awal sy bingung sekali krn pengalaman sy menulis artikel scopus berlatar blkng dasar teori yg mengkerucut, nahh pertanyaan saya, yg mana yg dikatakan menulis itu mudah jika tdk punya dasar literasi yg cukup
2. Jika itu mudah di tulis, apakah benar2 tdk pernah di tulis org lain tanpa hrs menulis studi pendahulu
3. Kebetulan sy riset ttg bimbilon yaitu bimbingan online kebetulan sy merujuk pd artikel Khasvari dr Austria, ttg peningkatan Social Presence Bagi pebelajar jarak jauh, barangkali bisa ada pencerahan dr Mas Imam Fitri Rahmadi
Awal sy gabung di grup ini unt referensi sy pd pengguna pebelajar jarak jauh
Terima kasih
Bu Iez dosen Ikip JemberπŸ™
[20.56, 9/4/2020] pak Bambang: Apakah dalam ragam tulisan formal dan akademik harus selalu SPOK? Atau haruskah selalu ada unsur tersebut?
Ditta, Subang, Jabar
[20.56, 9/4/2020] pak Bambang: Assalamualaikum,
saya penulis pemula, bagaimana ciri -ciri paragraf yang baik , apa harus lengkap dengan struktur kalimat dan pemilihan diksi yang tepat atau yang enak dibaca saja .
terima kasih atas jawabannya.
Etik Nurinto,S.Pd.SD
Kabupaten Pemalang Jawa Tengah
[20.56, 9/4/2020] pak Bambang: pak Imam..
apakah ada gaya menulis klasik dan modern..kalo ada apa bedanya dari segi penulisan.
Rolly. Kalsel.
[20.56, 9/4/2020] pak Bambang: Assalamualaikum
Ijin bertanya, teknik  curah gagasan yg seperti apa agar efektif dan efisien dlm era ini sebagai upaya menyimpan ide yg mudah terlupakan  saat terlintas dipikiran kita?Klu jaman dl tulis dikertas kecil(blocknote) dan Hp. Terimakasih  Etik Susanti SDN Tunggaknongko Semanu Gunungkidul Yogyakarta
[20.57, 9/4/2020] pak Bambang: Bisakah jawaban pak imam pake bahasa indo? kurang ngerti bahasa inggris
[20.57, 9/4/2020] pak Bambang: Assalamualaikum ijin bertanya mas imam
Jika suatu bacaan terpatok pada EYD yang tepat, benar ataukah tidak jika nanti tulisan tersebut akan terasa lebih kaku, seperti saat kita sedang membaca tulisan ilmiah. Lain cerita kalau novel atau cerpen atau mungkin tulisan fiksi lain,, sepertinya tidak melulu menggunakan EYD yang baku. Mohon komentarnya. Susun
Noralia Semarang
[20.57, 9/4/2020] pak Bambang: Penulisan kata yang kurang sesuai dengan tujuan atau kontek tulisan, seperti mestinya diksi tersebut lebih pada personal tetapi sebenarnya tujuan tulisan itu adalah laporan. Apakah ini tidak merupan bagian dari pembeda/sekat antara penulis dengan penerima laporan sehingga kedekatan secara personalpun dirasakan.
Dan apa dampak dari kesalahan diksi itu? Rusmin (G8-017) Kab. Barito Kuala KALSEL
[20.57, 9/4/2020] pak Bambang: Assalamu'alaikum..
Mhn maaf saya termasuk terlambat belajar menulis yg selama ini tdk banyak buku yang saya baca.
Saya tertarik dengan materi yang disampaikan pak Imam.
Dalam membuat paragraf kadang saya terjebak dengan kalimat yang sdh terlanjur di tulis.
Bagaimanakah agar   agar saya bisa mengalir manulis sebuah paragraf ?
Terimakasih
Asep Dahlan
Kepsek SLB Jakarta.
[20.57, 9/4/2020] pak Bambang: Assalamualaikum
Bagaimana cara mengembangkan tema jika sudah mentok Pak?
Wassalamu'alaikum
Budi Artopo
SDN MeLikan Rongkop GunungkiduL Yogyakarta
[20.57, 9/4/2020] pak Bambang: Jika pembaca kita adalah murid SMP mata pelajaran Bahasa Inggris, dalam membuat paragraf berdasarkan level pahaman mereka , yang sesuai paragraf deduktif atau induktif?
Wiji - malang
[20.58, 9/4/2020] pak Bambang: Assalamualaikum. Saya baru belajar menulis di mulai  pada group belajar. Dan selama ini saya menulis diblog tanpaenggunakan aturan sama sekali. Saya biarkan tulisan saya mengalir sebebas-bebasnya. Menulis bebas ada kenikmatan tersendiri.  Rasa takut kalau tulisan kita salah tak ada lagi. Namun jika saya mengikuti aturan yg detail tersebut saya malah blm . Apakah tulisan saya yg gaya bebas ini merupakan tulisan yg kurang benar. Dalam kaidah menulis?
Siti Fatimah Mojokerto
[20.58, 9/4/2020] pak Bambang: Ass. War. Wab.
Sudiarto Pandis
Banggai Laut – Sulteng
Sebenarnya dalam kalimat yang akan samapikan itu bisakah mengantikan dengan kalimat yang seolah-olah berubah sasaran ..
[20.58, 9/4/2020] pak Bambang: Assalamualaikum mas imam, smoga sehat selalu di negeri orang. Karna peserta lain sudah banyak yg bertanya tentang materi. Maka saya akan bertanya sedikit melenceng. Bagaimakah caranya agar kita bisa kuliah keluar negeri dengan beasiswa? πŸ™πŸΏ
Tito _limapuluh kota sumbar.
[20.58, 9/4/2020] pak Bambang: Sip
[20.59, 9/4/2020] pak Bambang: Ini pertanyaannya sudah saya kirim semua.
[20.59, 9/4/2020] pak Bambang: Om Jay, mohon grup tetap di lockdown ya 🀣
[21.00, 9/4/2020] pak Bambang: Saya Mr.BamS mengucapkan terima kasih atas kebaikan Mas Imam untuk berbagi. Semoga kebaikan terus melahirkan kebaikan-kebaikan diantara kita semua.
[21.00, 9/4/2020] pak Bambang: πŸ™πŸ™πŸ™πŸ™πŸ˜ŠπŸ˜ŠπŸ˜Š
[21.01, 9/4/2020] pak Bambang: Assalamu'alaikum..
Mhn maaf saya termasuk terlambat belajar menulis yg selama ini tdk banyak buku yang saya baca.
Saya tertarik dengan materi yang disampaikan pak Imam.
Dalam membuat paragraf kadang saya terjebak dengan kalimat yang sdh terlanjur di tulis.
Bagaimanakah agar   agar saya bisa mengalir manulis sebuah paragraf ?
Terimakasih
Asep Dahlan
Kepsek SLB Jakarta.
[21.01, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: Baik, saya jawab lebih kalem ya, sambil dengerin musik dan menyantap hidangan yang sudah disediakan oleh panitia πŸ˜„
Insyaallah, saya akan jawab semuanya di sini. Setelah selesai, saya akan sampaikan materi latihannya. Setelah itu, saya akan kasih kode kalau sudah selesai.
Terima kasih Bapak dan Ibu semua, mohon maaf jika ada banyak kesalahan dang kurang jelas dalam penyampaianπŸ˜‡️πŸ™
[21.01, 9/4/2020] pak Bambang: Maaf terlewat πŸ™πŸ˜‚
[21.02, 9/4/2020] Om Jay: Siap
[21.11, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: Selamat malam

Apabila sebuah tulisan berupa paragraf ditujukan untuk anak SD usia kelas atas, kira-kira kalimat majemuk apa yg sebaiknya dibuat agar tidak rumit dan mampu dipahami dengan baik namun tdk monoton?
Iren-DIY
Jawaban:
Semua variasi kalimat bisa digunakan. Betul, supaya tidak monoton dan membosankan ketika dibaca.
Seperti yang tertera di materi, yang menentukan rasa tulisan adalah lebih ke diksi yang digunakan.
Ibarat seperti gambar ini yang mengibaratkan menulis seperti melukis, diksi itu seperti warna pada lukisan. Lukisan untuk orang dewasa dengan lukisan untuk anak-anak sangat berbeda warnanya. Begitu juga dengan tulisan anak-anak diksi yang digunakan pasti lebih mudah dipahami daripada diksi pada tulisan untuk orang dewasa.
 [21.18, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: Terimakasih banyak bapak imam ilmu sangat bermanfaat, mohon maaf saya fatimah,s.si , saya baru memulai menulis yang ingin saya tanyakan kepada bapak adalah tip dan trik apa yang di gunakan agar tulisan kita terlihat baik dan menarik,dan  bagaimana cara kita memilih. Kata yang benar,dan bagaimana cara kita bisa membuat kalimat campuran yang baik' terimakasih banyak atas bantuan nya
Jawaban:
Tulisan yang baik dan menarik adalah yang ditulis sesuai dengan kaidah penulisan, terutama ini dalam konteks penulisan formal dan akademik.
Tips dan trik:
Perbanyak input: membaca
Berlatih: mencoba sedikit demi sedikit beberapa dasar menulis yang sudah kita pelajari
Menulis: rajin menulis
Kata yang benar adalah kata yang digunakan sesuai dengan tujuan dan konteksnya. K…
[21.19, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: Kalimat gabungan.
[21.19, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: Kalimat kompleks.
[21.20, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: Kalimat gabungan dibuat dengan menambahkan salah satu kata dari singkatan FANBOYS: for (untuk), and (dan), nor (maupun), but (tetapi), or (atau), yet (namun), so (sehingga). Sedangkan kalimat kompleks dirangkai dengan menambahkan kata seperti when (ketika), after (setelah), because (karena), since (sejak), although (meskipun), while (sementara), dan lainnya.
[21.21, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: Jika sudah sesuai dengan kaidah di atas, kalimat campuran akan baik. Silakan lihat contoh pada materi di blog.
[21.27, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: Apakah ide yang kita tulis harus dijelaskan dengan detail ataukan kita menganggap bahwa pembaca sudah punya schemata sehingga beberapa hal tidak perlu kita jelaskan dengan rinci. Iin Kediri
Jawaban:
Pertanyaan memiliki 2 dimensi.
Jika dalam karya fiksi dan/atau dalam penulian personal, ide justru disimpan. Seperti cerpen yang ada plotnya, ide ditaruh di klimaks atau dikasih tahu pelan-pelan supaya pembaca penasaran.
Namun, dalam penulisan non-fiksi dan/atau penulisan formal dan akademik, ide justru harus disebutkan secara gamblang di depan. Ide harus sudah ditonjolkan di pendahuluan, diturunkan jadi kalimat topik, dan disimpulkan di akhir.
Misal, dalam menulis artikel jurnal, bahkan ada yang namanya abstrak yang berisi isi tulisan, dengan membaca abstra…
[21.36, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: Assalamualaikum.. Terima kasih bagi pemateri dan moderator....
Melihat dan menyimak tulisan bapak saya percaya bp sangat kompeten dalam bidang ini... Yg saya tanyakn..
1.sejak kapan bapak memulainya dan adakh perasaan jenuh bagaimana mengatasinya..
2.Pernahkah tulisan bapak tidak dhargai orang dan bagaimana kita mnimbulkn kepercayaan kepd tulisan kita sendiri.?. Makasih. Miseran dani. kalsel.
Jawaban:
1. Saya mulai rajin menulis sejak kuliah S1 dengan mengikuti salah satu komunitas menulis tentang narasi lokal di sini:
https://akumassa.org/id/author/imam-fitri-rahmadi
Jenuh sesekali datang. Caranya tutup laptop, jalan keluar. Baru balik lagi dengan pikiran yang fresh
2. Pernah, jangankan orang lain, saya juga pernah tidak menghargai tulisan saya sendir…
[21.37, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: Assalamu'alaikum..slmat sore mas imam.
dalam beberapa bntuk paragraf. Mana yg lbih efektif digunakan, deduktif atau induktif?
Ropiyanto. Curup - Bengkulu

Jawaban:
Dalam penulisan formal dan akademik, paragraf deduktif lebih efektif dan sangat disarankan.
[21.46, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: Bertanya:
1.  Menulis yg kreatif tdk datang di bawah pohon, ttp dg merenung melihat fenomena barangkali ide ada di situ, awal sy bingung sekali krn pengalaman sy menulis artikel scopus berlatar blkng dasar teori yg mengkerucut, nahh pertanyaan saya, yg mana yg dikatakan menulis itu mudah jika tdk punya dasar literasi yg cukup
2. Jika itu mudah di tulis, apakah benar2 tdk pernah di tulis org lain tanpa hrs menulis studi pendahulu
3. Kebetulan sy riset ttg bimbilon yaitu bimbingan online kebetulan sy merujuk pd artikel Khasvari dr Austria, ttg peningkatan Social Presence Bagi pebelajar jarak jauh, barangkali bisa ada pencerahan dr Mas Imam Fitri Rahmadi
Awal sy gabung di grup ini unt referensi sy pd pengguna pebelajar jarak jauh
Terima kasih
Bu Iez dosen I…
[21.50, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: Apakah dalam ragam tulisan formal dan akademik harus selalu SPOK? Atau haruskah selalu ada unsur tersebut?
Jawaban:
Tidak, susunannya bisa divariasi. Namun, minimal harus ada unsur Subjek dan Predikat untuk bisa sah diaggap sebagai kalimat.
[21.53, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: Assalamualaikum,
saya penulis pemula, bagaimana ciri -ciri paragraf yang baik , apa harus lengkap dengan struktur kalimat dan pemilihan diksi yang tepat atau yang enak dibaca saja .
terima kasih atas jawabannya.
Etik Nurinto,S.Pd.SD
Kabupaten Pemalang Jawa Tengah
Jawaban:
Secara teoretis, paragraf yang baik sudah saya jelaskan pada materi di blog dan diperjelas kembali lewat jawaban dari pertanyaan-pertanyaan sebelumnya.Sebagai penulis pemula, bisa bertahap tidak harus langsung sempurna sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Jadi, mohon maaf, Bapak dan Ibu; jangan sampai semua teori yang kita bahas malam ini justru bikin keder untuk menulis. Pelan-pelan saja mari kita pahami dan mulai terapkan sedikit demi sedikit.
[21.56, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: pak Imam..
apakah ada gaya menulis klasik dan modern..kalo ada apa bedanya dari segi penulisan.
Rolly. Kalsel.
Jawaban:
Maaf, saya baru mendengar klasifikasi menulis dari segi klasik dan modern, saya tidak bisa jawab.
[22.02, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: Assalamualaikum
Ijin bertanya, teknik  curah gagasan yg seperti apa agar efektif dan efisien dlm era ini sebagai upaya menyimpan ide yg mudah terlupakan  saat terlintas dipikiran kita?Klu jaman dl tulis dikertas kecil(blocknote) dan Hp. Terimakasih  Etik Susanti SDN Tunggaknongko Semanu Gunungkidul Yogyakarta
Jawaban:
Curah gagasan atau bahasa kerennya brainsorming memang sering dilakukan untuk menghimpun ide, biasanya lebih efektif dengan berdiskusi dengan orang lain sebagai lawan berpikir.
Cara yang sudah disampaikan oleh Om Bud kemarin itu out-of-the-box banget dalam mencari dan mendokumentasikan ide.
[22.04, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: Bisakah jawaban pak imam pake bahasa indo? kurang ngerti bahasa inggris
Jawaban:
Mohon maaf atas hal tersebut. Ini sekaligus menginformasikan bahwa semua gambar tersebut bukan buatan saya melainkan saya kumpulkan dari berbagai sumber untuk membantu menjelaskan.
Pelan-pelan saya akan coba terjemahkan gambar tersebut menjadi tulisan berbahasa indonesia supaya lebih mudah dipahami.
[22.08, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: Assalamualaikum ijin bertanya mas imam
Jika suatu bacaan terpatok pada EYD yang tepat, benar ataukah tidak jika nanti tulisan tersebut akan terasa lebih kaku, seperti saat kita sedang membaca tulisan ilmiah. Lain cerita kalau novel atau cerpen atau mungkin tulisan fiksi lain,, sepertinya tidak melulu menggunakan EYD yang baku. Mohon komentarnya. Susun
Noralia Semarang
Jawaban:
Betul, tulisan fiksi lebih fleksibel daripada tulisan non-fiksi.
Namun, kalau terkait EYD atau yang sekarang adalah PUEBI, kedua jenis penulisan harus sesuai dengan aturan PUEBI kalau tidak akan sudah dipahami.
Beda kalau terkait kata, kalimat, dan paragraf, karya fiksi terserah tidak harus sesuai dengan aturan dasar yang kita bicarakan barusan.
[22.14, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: Penulisan kata yang kurang sesuai dengan tujuan atau kontek tulisan, seperti mestinya diksi tersebut lebih pada personal tetapi sebenarnya tujuan tulisan itu adalah laporan. Apakah ini tidak merupan bagian dari pembeda/sekat antara penulis dengan penerima laporan sehingga kedekatan secara personalpun dirasakan.
Dan apa dampak dari kesalahan diksi itu? Rusmin (G8-017) Kab. Barito Kuala KALSEL
Jawaban:
Laporan dalam konteks pekerjaan memang harus dengan diksi yang formal untuk menunjukkan profesionalitas. Kedekatan personal dalam konteks kerja profesional justru menjadi hal yang kurang pas. Bisa saja dekat secara personal, namun untuk urusan laporan kerja tetap formal.
Diksi yang salah membuat kalimat susah dipahami dan bisa berujung pada miskomunikasi.
[22.17, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: Assalamu'alaikum..
Mhn maaf saya termasuk terlambat belajar menulis yg selama ini tdk banyak buku yang saya baca.
Saya tertarik dengan materi yang disampaikan pak Imam.
Dalam membuat paragraf kadang saya terjebak dengan kalimat yang sdh terlanjur di tulis.
Bagaimanakah agar   agar saya bisa mengalir manulis sebuah paragraf ?
Terimakasih
Asep Dahlan
Kepsek SLB Jakarta.
Jawaban:

Hal tersebut sangat lumrah.
Supaya tidak terjebak, buat outline pointer yang ingin ditulis.
Bisa juga menerapkan strategi free writing, yaitu tulis aja semuanya dulu yang ada dikepala baru nanti dirapihkan lagi.
[22.19, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: Assalamualaikum
Bagaimana cara mengembangkan tema jika sudah mentok Pak?
Wassalamu'alaikum
Budi Artopo
SDN MeLikan Rongkop GunungkiduL Yogyakarta
Jawaban:
Lihat dari perpektif yang lain.
Ibarat tema merupakan suatu bangun, awalnya kita menulis dengan sudut pandang dari sebelah kiri bangunan, kembangkan dengan melihat dari sudut sebaliknya dan sudut yang lainnya.
[22.20, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: Jika pembaca kita adalah murid SMP mata pelajaran Bahasa Inggris, dalam membuat paragraf berdasarkan level pahaman mereka , yang sesuai paragraf deduktif atau induktif?
Wiji - malang
Jawaban:
Dalam menulis, supaya lebih mudah dipahami, gunakan paragraf deduktif.
[22.26, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: Assalamualaikum. Saya baru belajar menulis di mulai  pada group belajar. Dan selama ini saya menulis diblog tanpaenggunakan aturan sama sekali. Saya biarkan tulisan saya mengalir sebebas-bebasnya. Menulis bebas ada kenikmatan tersendiri.  Rasa takut kalau tulisan kita salah tak ada lagi. Namun jika saya mengikuti aturan yg detail tersebut saya malah blm . Apakah tulisan saya yg gaya bebas ini merupakan tulisan yg kurang benar. Dalam kaidah menulis?
Siti Fatimah Mojokerto
Jawaban:
Kaidah menulis sesuai dengan konteksnya, dan lebih berlaku untuk penulisan formal dan penulisan akademik.

Dalam kasus Ibu Siti yang menulis di blog secara personal dengan gaya sesuka hati, sebetulnya sah-sah saja. Tidak ada yang melarang dan menyalahkan. Namun, bisa jadi tulisan…
[22.27, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: Ass. War. Wab.
Sudiarto Pandis
Banggai Laut – Sulteng
Sebenarnya dalam kalimat yang akan samapikan itu bisakah mengantikan dengan kalimat yang seolah-olah berubah sasaran.
Jawaban:
Mohon maaf, saya kurang paham dengan pertanyaan ini.
[22.32, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: Assalamualaikum mas imam, smoga sehat selalu di negeri orang. Karna peserta lain sudah banyak yg bertanya tentang materi. Maka saya akan bertanya sedikit melenceng. Bagaimakah caranya agar kita bisa kuliah keluar negeri dengan beasiswa? πŸ™πŸΏ
Tito _limapuluh kota sumbar.
Jawaban:
Terima kasih atas pertanyaan yang berbeda ini.
Cerita persiapan diri dan perjuangan saya dalam meraih beasiswa saya tuliskan di sini:
https://tigabelase.wordpress.com/category/road-to-phd
Sungguh perjalanan yang cukup pajang. Bapak dan Ibu akan mengetahui berapa kali saya belajar bahasa inggris untuk bisa sampai pada sampai titik ini, berapa kali saya gagal melamar beasiswa, berapa kali mengirim email ke professor di luar negeri, dan lainnya. Semoga dapat bermanfaat bagi teman-teman yang ingin kuliah ke luar negeri dengan beasiswa.
[22.32, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: Saatnya pada kesimpulan dan penutup:
[22.40, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: Terkait dengan kata dan penggunaannya secara umum, sebetulnya bahasa dapat dibagi menjadi 2 kategori: spoken dan written language atau bahasa lisan dan bahasa tulisan.
Bahasa lisan biasanya kosa kata dan struktur kalimatnya lebih sederhana, model seperti ini banyak diadaptasi untuk menulis dengan hara personal.
Bahasa tulisan digunakan untuk penulisan formal dan akademik yang biasanya baik kata maupun struktur kalimatnya lebih kompleks. Jadi, jika ingin menulis formal dan akademik, pastikan yang dipakai adalah bahasa tulisan. Bahasa tulisan sangat konsern terhadap variasi penggunaan kata, penulisan kalimat, dan penyusunan paragraf.
[22.45, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: Terkait dengan kalimat, 4 jenis kalimat dan fungsinya ini perlu diperhatikan kembali.
1. Kalimat pernyataan, berfungsi untuk menceritakan sesuatu.
2. Kalimat pertanyaan, berfungsi untuk menanyakan sesuatu
3. Kalimat perintah, berfungsi untuk menginstruksian sesuatu
4. Kalimat seruan, berfungsi untuk mengespresikan seuatu yang mengherankan/mengagetkan
Silakan keempatnya bisa digunakan untuk variasi tulisan, selain menggunakan formula kalimat sederhana, gabungan, kompleks, dan campuran.
[22.46, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: Terkait dengan paragraf, ada 4 tipe yang lebih jauh perlu diketahui.
[22.46, 9/4/2020] Om Jay: Super sekali
[22.47, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: Jika bapak dan ibu hanya ingin menjelaskan apa itu virus corona, gunakan paragraf deskriptif.
[22.47, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: Jika bapak dan ibu ingin menjelaskan asal mula virus corona, gunakan paragraf naratif.
[22.48, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: Jika bapak dan ibu ingin menjelaskan cara pencegahan virus corona, gunakan paragraf ekspositori.
[22.49, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: Jika bapak dan ibu ingin menjelaskan bahwa virus corona itu sangat berbahaya, gunakan paragraf persuasif.
[22.50, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: Satu lagi tentang paragraf, seperti ini gambarannya jika dikemas dalam model humburger.
Kalimat topik ada di atas. Kalimat penjelas di tengah. Kalimat penutup di akhir.
[22.50, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: Latihannya:
[22.53, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: Latihan 1:
Bapak dan Ibu, paragraf ini belum memiliki kalimat topiknya. Jadi kasihan, anak kalimatnya tidak memiliki induk kalimat. Minta tolong untuk dibuatkan kalimat topiknya kemudian ditaruh sebagai kalimat pertama pada paragraf tersebut.
Tetap di rumah saja dinilai sebagai salah satu cara yang paling efektif. Menggunakan masker ketika terpaksa harus bepergian dan selalu menjaga jarak dengan orang lain merupakan cara lainnya. Senantiasa jaga stamina dengan istirahat yang cukup juga dapat dilakukan untuk menjaga imun tetap baik sehingga tidak rentan tertular.
[22.55, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: Latihan 2:
Paragraf ini baru ada kalimat topiknya. Mohon tambahkan minimal 3 kalimat penjelas:
Pendemi koronavirus mengubah pola orang dalam bersosialiasi, bekerja, dan belajar di Indonesia.
[22.56, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: Latihan 3:
Buat satu paragraf dengan tema bebas. Kalimat topik harus memiliki ide pengontrol. Paragraf memiliki setidaknya 3 kalimat penjelas yang mendukung atau menjelaskan lebih lanjut ide pengontrol.
[22.58, 9/4/2020] IMAM RAHMADI S3: Terima kasih Bapak dan Ibu,
Mohon maaf atas segala kekurangan dalam penyampaian materi dan menjawab pertanyaan.
Latihan di atas bisa dengan sukarela dikerjakan dan dikoreksi bersama nantinya.
Terus semangat selalu dalam menulis.
Wassalamualaikum, Wr. Wb. πŸ™


Tidak ada komentar:

Posting Komentar